Rabu, 21 Mei 2008

Ciuman untuk Anak


Lembaga Sensor Film Nasional, saat ini mungkin sudah banyak berusaha untuk melindungi publik dari konsumsi filem-filem nasional dan luar negeri, dengan memotong adegan-adegan yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa... (weiii.. heu). Walau demikian beberapa filem berhasil lolos masuk tanah air dengan berlabel unlimited.

Tapi diluar perfileman kita, pernahkah kita fikirkan. Perlu adanya badan sensor untuk cerita anak. Secara tidak sadar sejak kecil kita (pada generasi saya yang sudah 1/4 abad) sudah disuguhi oleh cerita-cerita dari barat yang menembus batas nilai. Salah satunya yaitu "ciuman di bibir". Banyak cerita anak-anak yang penyelesaian atau klimaksnya yaitu dengan ciuman yang disimbolkan dengan pernyataan cinta, contohnya:

1. Putri Salju, putri salju bisa hidup kembali dari kematian setelah dicium oleh pangeran
2. Sleeping Beauty, Putri tidur bisa bangun kembali setelah bertahun-tahun tidur setelah dicium oleh pangeran
3. Beauty and The Beast, si Beast kembali jadi pangeran tampan setelah dicium oleh si Beauty.
4. Pangeran Kodok, sang Kodok menjadi pangeran setelah dicium oleh anak-anak.
5. Little Marmaid, versi Walt Disney. Misinya adalah untuk mendapatkan ciuman dari pangeran supaya bisa hidup di darat selamanya.
6. Aladin, versi Walt Disney, ada adegan ciuman juga
7. dan lain-lain tentunya

Pada cerita-cerita diatas, ciuman itu dilakukan mouth to mouth. Cerita-cerita itu beberapa di suguhkan dengan gambar (filem kartun) yang adegan ciumannya dilakukan tanpa senosr. Terkadang teater anak-anak pun disuguhkan hal-hal seperti itu.

Sepertinya, dari hal-hal ini perlu ada lembaga sensor cerita untuk anak, atau suatu pengalihan/pergantian cerita sehingga anak-anak terlindungi dari kebebasan berciuman. Saya kira legenda-legenda rakyat masih lebih layak untuk terus diceritakan pada anak-anak secara turun temurun daripada cerita-cerita barat. Karena kevulgaran pada cerita-cerita rakyat biasanya lebih disamarkan, sehingga anak-anak lebih bisa menerima sesuai usianya. Amin.

Save our children!!! heuheuheu
(asa gaya kieu)

Tidak ada komentar: